Budaya –
Kondisi kota Tangerang Selatan yang masih masuk ke dalam deretan wilayah Jakarta ini membuat ciri khas kebudayaan disana menggunakan busaya Betawi. Etnis budaya yang tetap dilestarikan di Tangsel adalah tradisi palang pintu. Palang pintu merupakan tradisi pernikahan yang dilakukan oleh suku Betawi dan tetap dilestarikan sampai saat ini.
- Pada setiap pergelaran palang pintu terdapat dua orang pendekar yang jago melakukan atraksi pencak silat yang diiringi oleh beberapa alat musik seperti krecek, kempul, gendang dn kemong.
- Atraksi tersebut biasanya dilakukan oleh mempelai pria atau pengawal tamu dan harus memenangkan pertandingan tersebut.
Ada daya tarik tersendiri dalam penampilan seni budaya ini, yaitu orang yang melakukan pencak silat menggunakan senjata tajam berupa golok yang menjadikan tegang suasana. Selain atraksi, pergelaran palang pintu juga diselingi dengan acara berbalas pantun.
- Mereka kemudian menjadikan Jakarta sebagai rumah.
- Sementara itu, bahasa Betawi merupakan campuran dari bahasa Malay asli dengan pemakaian beberapa kata-kata dari bahasa Sunda, Jawa, Cina, India, Arab, hingga Belanda.
- Baca juga: Kilas Balik Sejarah Jakarta: Asal-usul Nama Kampung Bali di Tanah Abang Masyarakat Betawi terbiasa bicara terang-terangan dan demokratis, sekaligus menerima dan memahami perbedaan budaya.
- DKI Jakarta kemudian ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1964 pada 31 Agustus 1964.
- Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com.
- Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join.
- Oleh karena itu, nilai kebetawian ini dapat pula dimanfaatkan masyarakat Betawi untuk menghadapi derasnya arus budaya global yang membanjiri masyarakat Jakarta melalui berbagai macam media.
- Dalam kondisi apa pun etnis Betawi ini tetap kukuh terhadap keyakinan dan pandangan hidup yang mereka anut.
- Nilai-nilai kebetawian yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Betawi melahirkan karakter yang tegas dan sabar pada diri orang Betawi.
- Ejujuran masyarakat Betawi ini terlihat menonjol pada pola komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang ditemui kata-kata untuk memperhalus maksud pembicaraan.
- Jika mereka mengatakan Hitam, maka akan dikatakan hitam, putih dikatakan putih, tidak dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi.
- Eterbukaan masyarakat Betawi menghadirkan rasa toleransi yang tinggi mereka terhadap kaum pendatang.
- Akan tetapi, tentunya hal ini bukan berarti mereka menerima begitu saja kebudayaan yang dibawa para pendatang itu.
- Mereka juga mengkritisi kebudayaan itu sebelum mereka terima dalam keseharian mereka.
- Eterbukaan dan kejujuran masyarakat Betawi dalam keseharian ini pun melahirkan sikap orang Betawi humoris.
Orang Jakarta suku apa?
JAKARTA, KOMPAS.com – Berbagai macam suku dan budaya telah hidup berdampingan selama bertahun-tahun di DKI Jakarta. Namun, penduduk asli Jakarta adalah orang Betawi. Dilansir dari laman Jakarta Tourism, masyarakat Betawi adalah orang-orang keturunan campuran dari ras dan suku yang berbeda-beda.
Perbedaan budaya itu kemudian tumbuh menjadi seni, musik, dan tradisi Betawi. Jakarta diketahui telah berdiri sejak 1527. Hari kelahiran Jakarta ditetapkan tanggal 22 Juni 1527 berdasarkan surat keputusan Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja pada 23 Februari 1956.
Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Orang Betawi itu gimana?
Dalam rangka mengenal lebih jauh tentang kota Jakarta khususnya orang-orang betawi, saya akan menulis tentang kelakuan orang betawi Mudah-mudahan kalian yang sedang mencari tau tentang budaya betawi bisa terbantu dengan tulisan yang saya ini. Singkat cerita, nilai kebetawian merupakan gagasan ideal masyarakat Betawi terhadap kehidupan mereka sehari-hari.
Walaupun hidup dalam kesusahan, orang Betawi tidak akan menjual keyakinan mereka. Sesuatu yang telah mereka anut sejak kecil tidak akan mudah pudar begitu saja hanya karena kesusahan atau iming-iming harta-benda. Kehidupan bagi orang Betawi adalah sebuah perjuangan dan kerja keras yang terus berlanjut hingga kematian tiba.
Oleh karena itu, karakter pantang menyerah dan selalu mencari jalan keluar adalah ciri dari orang betawi asli. Dalam mengatasi masalah hidup menjadi kekuatan tersendiri masyarakat Betawi. Karakter ini juga melahirkan sifat berani menghadapi tantangan apa pun pada diri orang Betawi selama mereka meyakini apa yang mereka pilih itu benar.
Gambaran lain orang Betawi adalah sebuah penggambaran watak seorang manusia yang menghargai kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran dan keterbukaan dalam masyarakat Betawi merupakan hal yang sangat esensial dan tampak dalam keseharian mereka, seperti terlihat dalam komunikasi mereka sehari-hari.
Hal ini sudah terjadi sejak beratus-ratus tahun yang lalu hingga kini. Keterbukaan ini pun membuat kebudayaan Betawi menjadi semakin semarak dengan masuknya unsur-unsur budaya kaum pendatang yang berasimilasi dengan kebudayaan Betawi sendiri. Keterbukaan ini membuat masyarakat Betawi tidak menutup diri terhadap kemajuan dan perkembangan kebudayaan dunia.
Hal ini mungkin terjadi untuk menghindari pertengkaran karena sikap terbuka dan jujur mereka yang mungkin akan melukai hati orang lain. Dengan humor setidaknya sikap jujur mereka terhadap perbuatan seseorang yang buruk hanya akan ditanggapi main-main atau hanya bercanda oleh orang itu, walaupun maksudnya menyindir perbuatan orang itu.