Nasional Berikut Tari Tradisional Khas Jakarta atau Betawi Tribratanews.polri.go.id – Daerah Ibukota Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Jakarta adalah salah satu kota terpadat di wilayah Asia Tenggara. Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta menjadi pusat berbagai hal dan datangnya berbagai perantauan dari berbagai daerah.
Hal inilah yang menjadikan Jakarta tempat yang memiliki keragaman tinggi. Sabtu, (14/5/22). Meskipun banyak pendatang ke Jakarta, budaya asli masih dipertahankan. Orang Jakarta asli disebut dengan orang Betawi. Beberapa budaya Betawi masih memiliki pamor di kalangan orang Jakarta, baik asli maupun pendatang.
Berikut akan membahas tentang tari tradisional asal Jakarta atau Betawi. Berikut Tari Tradisional Khas Jakarta atau Betawi 1. Tari Cokek Tari Cokek adalah tari pergaulan khas Jakarta yang menjadi salah satu bentuk pencampuran antara kebudayaan Betawi dengan unsur China dan sudah ada sejak awal abad ke-20.
Musik pengiring pada tari tradisional ini merupakan kesenian Betawi yang ditarikan dengan iringan musik gambang kromong. Pada masa sekarang, tari ini juga diiringi oleh orkestra biasa. Orkestra biasa juga biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan tarian, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning, dan sebagainya.2.
Tari Japin Betawi Tari Japin Betawi merupakan wujud dari perpaduan berbagai budaya yang ada di Jakarta, khususnya campuran dari tarian Melayu yang dipengaruhi budaya Arab. Kostum yang digunakan oleh tarian ini menggunakan kerudung yang merupakan busana khas Melayu.
Tari ini bersifat edukatif sehingga digemari oleh banyak orang.3. Tari Lenggang Nyai Tari Lenggang Nyai merupakan tari tradisional Betawi yang terinspirasi dari cerita perjuangan Nyai Dasimah dalam memperjuangkan kebebasannya. Gerakan dalam tarian ini melambangkan semangat dan kelincahan dari Nyai Dasimah.4.
Tari Nandak Ganjen Tari Nandak Ganjen adalah tari tradisional asal Betawi atau Jakarta yang diciptakan oleh Entong Sukirman, salah satu putra Bapak Kisam Jiun, pimpinan kelompok topeng Betawi Ratna Timur di Jakarta Timur. Tarian ini memiliki makna sebagai bentuk ungkapan sukacita dan kebebasan oleh kaum muda.
Tarian ini dibawakan oleh remaja putri Betawi yang beranjak dewasa.5. Tari Ngarojeng Tari Ngarojeng adalah tari tradisional yang diadaptasi dari musik Ajeng, yaitu musik gamelan atau tetabuhan. Musik Ajeng sendiri biasanya digunakan dalam mengiringi upacara penganten Betawi dalam upacara adat pernikahan.
NAMA NAMA TARIAN DAERAH 34 PROVINSI
Tarian Ngarojeng pertama kali dipertunjukan pada Festival tari se Jawa dan Bali pada tahun 1981/1982 di Semarang.6. Tari Ondel-Ondel Tari Ondel-ondel adalah tarian khas Betawi yang sangat populer dan dijadikan sebagai salah satu daya tari wisata ke Jakarta.
Berasal dari budaya apakah tari Yapong?
KOMPAS.com – Dilihat dari namanya, tari Yapong sekilas mirip dengan tari Jaipong yang ada di Jawa Barat. Namun, tari Yapong bukanlah tari pergaulan seperti Jaipong. Dilansir dari situs resmi DKI Jakarta, tari Yapong berawal dari persiapan acara peringatan HUT Kota Jakarta ke-450 tahun 1977.
Tari Yapong termasuk salah satu tarian Betawi yang menceritakan perjuangan Pangeran Jayakarta. Tarian ciptaan seniman Bagong Kussudiarjo ini, selain menceritakan perjuangan pahlawan juga sebagai presentasi kehidupan masyarakat Betawi. Baca juga: Tari Andun, Tarian Pesta Perkawinan di Bengkulu Tari Yapong pertama kali berhasil dipentaskan di Balai Sidang Senayang pada 20 dan 21 Juni 1977 dengan 300 orang penari dan musikus.
Dalam buku Mengenal Seni Tari Indonesia (2019) oleh Muryanto, tari Yapong adalah tari gembira yang dilakukan dengan gerak dinamis serta erotis. Gerakan gembira dalam tari Yapong menunjukkan kegembiraan atas kemenangan Pangeran Jayakarta. Istilah Yapong lahir dari bunyi “ya ya ya ya ya ya” yang dinyanyinya pengiring serta musik yang terdengar seperti suara “pong pong pong”.
- Dari hal tersebut berkembanglah bahwa tarian kegembiraan tersebut bernama tari Yapong.
- Seiring perkembangannya, tari Yapong yang tadinya berbentuk sendratari menjadi tari lepas.
- Motif pakaian penarinya mirip seperti tari Kembang Topeng Betawi.
- Hal ini dapat terlihat dari penutup kepala serta selempang dada yang disebut toka-toka.
Tari Yapong yang lahir menjadi tari tradisional Betawi ternyata mendapat pengaruh oleh unsur kesenian Tionghoa. Misalnya dalam kain penari terdapat motif naga dengan warna merah menyala. Baca juga: Tari Tarek Pukat, Terinspirasi dari Nelayan di Aceh Selain itu, musik pengiringnya juga tidak hanya dari Betawi tetapi campuran antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Berasal dari budaya apakah tari Yapong?
KOMPAS.com – Dilihat dari namanya, tari Yapong sekilas mirip dengan tari Jaipong yang ada di Jawa Barat. Namun, tari Yapong bukanlah tari pergaulan seperti Jaipong. Dilansir dari situs resmi DKI Jakarta, tari Yapong berawal dari persiapan acara peringatan HUT Kota Jakarta ke-450 tahun 1977.
Tari Yapong termasuk salah satu tarian Betawi yang menceritakan perjuangan Pangeran Jayakarta. Tarian ciptaan seniman Bagong Kussudiarjo ini, selain menceritakan perjuangan pahlawan juga sebagai presentasi kehidupan masyarakat Betawi. Baca juga: Tari Andun, Tarian Pesta Perkawinan di Bengkulu Tari Yapong pertama kali berhasil dipentaskan di Balai Sidang Senayang pada 20 dan 21 Juni 1977 dengan 300 orang penari dan musikus.
Dalam buku Mengenal Seni Tari Indonesia (2019) oleh Muryanto, tari Yapong adalah tari gembira yang dilakukan dengan gerak dinamis serta erotis. Gerakan gembira dalam tari Yapong menunjukkan kegembiraan atas kemenangan Pangeran Jayakarta. Istilah Yapong lahir dari bunyi “ya ya ya ya ya ya” yang dinyanyinya pengiring serta musik yang terdengar seperti suara “pong pong pong”.
Dari hal tersebut berkembanglah bahwa tarian kegembiraan tersebut bernama tari Yapong. Seiring perkembangannya, tari Yapong yang tadinya berbentuk sendratari menjadi tari lepas. Motif pakaian penarinya mirip seperti tari Kembang Topeng Betawi. Hal ini dapat terlihat dari penutup kepala serta selempang dada yang disebut toka-toka.
Tari Yapong yang lahir menjadi tari tradisional Betawi ternyata mendapat pengaruh oleh unsur kesenian Tionghoa. Misalnya dalam kain penari terdapat motif naga dengan warna merah menyala. Baca juga: Tari Tarek Pukat, Terinspirasi dari Nelayan di Aceh Selain itu, musik pengiringnya juga tidak hanya dari Betawi tetapi campuran antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.