Salak Condet – ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA Foto dirilis Rabu (23/6/2020), memperlihatkan petugas merawat tanaman salak condet di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Jakarta Timur. Upaya pelestarian salak condet sebagai maskot DKI Jakarta kini terus berpacu dengan pesatnya alih fungsi lahan hijau.
- Segala daya dan upaya terus dilakukan agar salak condet tidak punah dari bumi Jakarta.
- Tanaman buah yang menjadi lambang resmi DKI Jakarta adalah salak condet.
- Buah salak condet memiliki nama latin Salacca edulis cognita,
- Bentuknya sama dengan buah salak pada umumnya, namun keistimewaanya buahnya lebih besar dan daging buahnya lebih tebal.
Dalam surat keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 1796 tahun 1989, Salak Condet merupakan tanaman asli yang tumbuh di Jakarta dan termasuk jenis tanaman langka. Salak Condet juga dijadikan maskot Kota Jakarta karena memiliki nilai kekhasan pemanfaatan oleh masyarakat kota Jakarta.
- Selain itu salak condet juga memiliki penamppilan menarik dan dapat dibudayakan atau dilindungi secara alami.
- Baca juga: Kisah Pengelola Cagar Buah Condet Pertahankan Maskot Jakarta Menurut Wahana Komunitas Lingkungan Hidup (WKLH) buah ini dinamakan salak condet sebab dahulu kala di kawasan Condet, Jakarta Timur, mudah dijumpai pohon salak.
Namun sayangnya kini wilayah perkebunannya hanya tinggal 20 persen. Salak condet dibudidayakan di daerah Balekambang yang dijadikan kawasan konservasi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join.
Apa ikon hewan dari kota Jakarta?
JAKARTA, KOMPAS.com – Ibu Kota Jakarta identik dengan Monumen Nasional (Monas) yang terletak di pusat kota, tepatnya di Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Banyak orang mungkin mengira bahwa monumen peringatan setinggi 132 meter ini merupakan maskot Jakarta,
- Namun, siapa sangka maskot sesungguhnya Ibu Kota Jakarta bukanlah Monas, melainkan salak condet dan elang bondol,
- Hal ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 1796 Tahun 1989 tentang Penetapan Salak Condet dan Burung Elang Bondol Sebagai Identitas/Maskot DKI Jakarta.
- Dokumen tersebut ditandatangani oleh Gubernur Wiyogo Admodarminto.
Baca juga: Pemprov DKI Ajukan Sertifikasi Lahan Monas Keberadaanya yang langka mendasari Pemprov DKI Jakarta kala itu untuk menjadikan salak condet dan elang bondol sebagai maskot Ibu Kota. Tujuannya adalah agar masyarakat mengenal dan melestarikan flora dan fauna tersebut.
Salak Condet Berdasarkan naskah keputusan gubernur di atas, salak condet (Salacca zalacca) merupakan tanaman endemik Jakarta. Ia termasuk jenis flora langka yang penyebarannya terbatas pada Kawasan Cagar Budaya Condet, Jakarta Timur. Pada tahun 2007, Pemprov DKI Jakarta mendedikasikan Kebun Cagar Buah Condet (KCBC) sebagai lahan konservasi salak condet, yang memiliki buah berkulit sisik dan berwarna coklat kehitaman.
Soal rasa, salak condet memiliki keunikan karena memiliki tiga varian rasa sekaligus, yakni manis, asam, dan sepet. Baca juga: Salak Condet, Maskot Jakarta yang Kini Langka. Bahkan karena keunikan rasanya, presiden pertama Republik Indonesia Soekarno sering menjadikan salak jenis ini sebagai salah satu sajian buah di Istana Negara, seperti dilansir Antara, Elang bondol (Haliastur indus) yang menjadi maskot dalam ajang Asian Para Games 2018.
Apakah maskot Jakarta?
KOMPAS.com – Pernah melihat patung elang mencengkeram buah salak? Patung yang salah satunya terletak di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini rupanya merupakan simbol dari maskot Kota Jakarta. Masyarakat umumnya mengira Monas sebagai maskot kota Jakarta.