JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun Indonesia berada di jalur rawan gempa, Jakarta relatif aman dari ancaman tersebut. Selain jauh dari lokasi gunung berapi, tidak ada sesar (patahan) lempeng tektonik di wilayah Jakarta. Demikian informasi Masyhur Irsyam, Ketua Tim Penasihat Konstruksi Bangunan (PPKB) kepada wartawan, seusai bertemu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balai Kota DKI, Rabu (30/3/2011).
Sejauh ini belum ada bukti otentik ada sesar di wilayah Jakarta,” kata Masyhur saat memberikan keterangan pers. Berdasarkan data lama, papar Masyhur, ada delapan epicenter kejadian di sekitar wilayah DKI. Kedelapan epicenter tersebut memiliki kekuatan di bawah 6 skala richter. Namun, akurasi lokasi pada data lama tersebut masih diragukan.
Masyhur mengatakan, selain lokasi epicenters bisa menyimpang hingga 30 kilometer, hasil riset terbaru pun hanya memastikan adanya dua lokasi sesar terdekat yang berada di luar wilayah DKI “Karena itu, kami berkesimpulan wilayah DKI relatif aman dari ancaman gempa, dengan catatan selama bangunan dipersiapkan dengan baik,” ujar Masyhur, pakar Geoteknik ITB.
Meskipun demikian, dia juga mengingatkan adanya episentrum atau pusat gempa yang belum diketahui sesarnya. Sesar inilah yang terus diteliti oleh pihaknya. Dua di antara sesar aktif yang bisa memberikan efek hingga ke Ibu Kota RI adalah pertemuan lempeng Asia dan Australia di selatan Selat Sunda serta Sesar Semangko yang berada di daratan Sumatera.
Masyhur juga mengingatkan, guncangan sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah. Dia membagi wilayah Jakarta atas dua wilayah. “Bagian utara memiliki tekstur tanah lembut, sedangkan di selatan teksturnya medium (sedang),” ujar Masyhur. Dia menyarankan, bangunan di Jakarta sebaiknya mempertimbangkan kondisi tanah yang menjadi lokasi bangunan demi keamanan bila terjadi gempa.
- Apalagi gempa tidak dapat diprediksi.
- Esiapan kita, termasuk kekuatan bangunan, akan menjadi faktor penentu,” ujarnya.
- Episentrum gempa tektonik biasanya berada di sekitar sesar tertentu.
- Sesar adalah patahan lempeng tektonik yang bisa terdapat di daratan maupun di dasar lautan.
- Pergeseran pada patahan tersebut menjadi penyebab gempa tektonik.
Sementara gempa vulkanik adalah gempa yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi. Dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi bahaya gempa bumi, sebagaimana terjadi di Jepang, Gubernur Fauzi Bowo mengadakan pertemuan dengan Tim Penasihat Konstruksi Bangunan DKI.
- Selain mendapatkan masukan, pertemuan tersebut bertujuan merancang rencana strategis yang akan diambil Pemprov DKI dalam kaitan dengan bahaya gempa bumi.
- Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com.
- Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join.
Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Mengapa Jakarta Aman dari gempa?
Jakarta – Jakarta terancam tenggelam sudah menjadi perbincangan sejak lama. Namun apakah hanya itu potensi bencana alam yang mengintai ibu kota? Ahli Geologi Tata Lingkungan, Rustam menjelaskan jika dilihat dari potensi gempa, Jakarta sepertinya terbilang aman.
Sebab Jakarta jauh dari posisi laut selatan yang rawan gempa. “Jakarta kan di Utara. Di Selat Sunda kan jarang kita dengar adanya gempa,” ujarnya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Meski begitu, bukan berarti Jakarta bebas gempa. Di bawah Jakarta saat ini melintas sesar atau patahan baru yang bernama Sesar Baribis.
Sesar yang melintas di selatannya Jakarta itu ditemukan oleh ahli geodes Asutralia Archraff Koulali pada 2016. “Tapi belum ada kajian yang bisa memastikan Sesar Baribis bisa menembus Jakarta. Tapi potensi itu sedang kita teliti,” ujarnya. Jakarta sendiri terjadi gempa yang cukup dahsyat dalam jangka waktu yang cukup lama yakni pada tahun 1699, 1780 dan 1832.
- Sementara untuk tsunami juga disebut cukup aman.
- Jakarta pernah terkena tsunami pada 1883 yang disebabkan letusan Gunung Karakatau.
- Untuk bencana likuifaksi (pencairan tanah) atau tanah lembek sendiri Jakarta juga diperkirakan aman.
- Sebab awal terjadinya likuifaksi salah satunya adalah gempa.
- Meskipun rata-rata daerah yang berpotensi terjadinya likuifaksi adalah daerah pesisir yang kandungan tanahnya relatif lebih banyak pasir.
“Jadi yang rawan kalau daerah kita zona rawan gempa, lalu pernah terjadi kejadian gempa yang besar. Lalu kondisi dalam tanahnya dominan pasir. Kemudian air tanah relatif dangkal. Mungkin itulah yang perlu di waspadai,” kata Kepala Sub Bidang Evaluasi Geologi Teknik Kementerian ESDM Ginda Hasibuan.
Manakah wilayah di Indonesia yang relatif aman dari gempa bumi mengapa?
Daerah yang aman dari bencana gempa bumi di Indonesia – Hampir semua daerah di Indonesia rawan bencana gempa bumi. Karena letak geologis Indonesia berada di tiga pertemuan lempeng tektonik dunia, yakni Indo-Australia, Eurasia, serta Pasifik. Daerah yang relatif aman dari bencana gempa bumi di Indonesia adalah daerah Kalimantan.
- Alasannya Pulau Kalimantan tidak terletak di posisi pertemuan lempeng bumi.
- Sehingga daerah Kalimantan relatif lebih aman dari gempa bumi, dibanding wilayah Indonesia lainnya.
- Selain aman dari bencana gempa bumi, Pulau Kalimantan juga relatif aman dari bencana gunung meletus.
- Arena di pulau tersebut tidak memiliki jalur pegunungan berapi.
Baca juga: Langkah Menghadapi Gempa Bumi Dalam buku Asyiknya Mengajarkan Sains di Kelasku (2020) oleh Sugeng Lukito Yuwono, jika suatu daerah berada di posisi perbatasan lempeng tektonik, daerah tersebut menjadi rawan bencana gempa. Karena pergeseran maupun patahan lempeng akan sering menghasilkan getaran yang selanjutnya disebut gelombang seismik.
- Akibatnya gempa bumi akan sering terjadi.
- Dikutip dari buku Merancang Rumah di Area Gempa (2008) karya Esmeralda Contessa, hampir seluruh daerah di Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana gempa bumi di Indonesia.
- Beberapa contohnya ialah daerah Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku, serta Papua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Di mana wilayah Indonesia yang rawan bencana gempa tektonik?
Struktur tebing di amfiteater Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang terbentuk dari aktivitas tektonik di kawasan tersebut. (Foto: Dadan Triawan)* Peristiwa gempa bumi yang terjadi akhir-akhir ini di selatan Jawa menjadi pengingat bahwa Indonesia berada pada kawasan lempeng yang terus bergerak.
- Pergerakan lempeng tektonik menjadi pemicu terjadinya gempa bumi.
- Dosen Departemen Geologi Sains Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Dr.
- Iyan Haryanto, Ir., M.T., menjelaskan, secara ilmu geologi, Indonesia berada pada batas-batas lempeng yang satu sama lain terus bergerak.
- Di sebelah barat, batas lempeng tersebut mulai dari sebelah barat Sumatera, lalu menerus ke selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku.
Beberapa daerah di wilayah tersebut dekat dengan zona subduksi, atau batas lempeng tektonik yang sifatnya menunjam antara lempeng oseanik dengan lempeng kontinen. Batas pertemuan dari dua lempeng ini merupakan kawasan yang aktif secara tektonik. “Jadi jelas kalau Sumatera dan Jawa rawan terhadap peristiwa gempa tektonik, karena berada pada batas lempeng yang aktif,” ujar Iyan.
- Selain berada pada zona subduksi, Pulau Sumatera dan Jawa banyak memiliki struktur sesar aktif.
- Pergerakan sesar aktif juga memicu terjadinya gempa tektonik atau gempa bumi yang terjadi karena aktivitas tektonik.
- Arena itu, kata Iyan, peristiwa gempa tektonik di Sumatera dan Jawa pada khususnya diakibatkan oleh pergerakan aktivitas lempeng di zona subduksi atau berkaitan dengan aktivitas sesar aktif, atau pula kombinasi di antara keduanya.
Sesar aktif di daratan juga berperan mempercepat rambatan getaran akibat gempa di lautan. Hal ini yang menjadi faktor mengapa suatu gempa bumi bisa terasa hingga wilayah yang cukup jauh dari titik gempanya.
Di Kepulauan manakah di Indonesia yang tidak pernah mengalami gempa bumi?
Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa Kalimantan merupakan pulau yang relatif jarang terkena gempa jika dibandingkan pulau lainnya seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, Papua, kawasan Bali dan Nusa Tenggara, serta Kepulauan Maluku.
Apakah akan terjadi tsunami di Jakarta?
Jakarta – Potensi tsunami tengah menghantui Selatan pantai Jawa. Namun, bencana itu juga berpotensi sampai DKI Jakarta. Dalam keterangannya beberapa waktu lalu, Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas mengatakan dari data Global Navigation Satellite System (GNSS) terdapat akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda sampai selatan Pulau Jawa.
Daerah tersebut seperti Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis serta selatan Pantai Jawa Timur. Dari pemodelan, jika gempa terjadi hingga kekuatan mencapai magnitudo (M) 8,7 sampai 9,0 kemungkinan diikuti tsunami raksasa setinggi 20 meter. Selain itu risiko Jakarta terkena tsunami akan lebih besar, dikarenakan wilayah pesisir sudah berada di bawah laut hingga minus 1 hingga 2 meter.
“Berdasarkan hasil simulasi model, run-up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua hingga Gajah Mada. Kalau kita perhatikan modelnya ternyata nyaris menyentuh Istana,” ujar Heri dalam keterangan tertulis seperti dikutip detikTravel dari CNBC Indonesia, Kamis (9/11/2021).
Dari pemodelan yang dibuat, peran tanggul untuk laut Jakarta sangat penting. Ini bisa berfungsi untuk melindungi Jakarta dari banjir rob hingga ancaman tsunami. Dia mengatakan fakta ancaman tersebut harus diungkapkan. “Fakta ini mau tidak mau harus diungkap, meskipun terkesan menakut-nakuti,” kata Heri.
Selain itu masyarakat juga diimbau menyikapi risiko tersebut dengan lebih bijak dan waspada. Gempa bumi dan tsunami ada bencana alam yang hampir tidak mungkin dicegah. Sebelumnya juga terdapat prediksi potensi gempa besar dan tsunami setinggi 29 meter.
Ini diperkirakan akan terjadi di wilayah pantai selatan Jawa, khususnya Jawa Timur. Selain itu juga pernah ada prediksi dari Tim ITB soal gempa dan tsunami di pesisir Jawa hingga Selat Sunda. Diperkirakan tsunaminya memiliki tinggi 20 meter. Namun menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum ada teknologi yang dapat memprediksi soal gempa dengan tepat dan akurat.
Termasuk soal keakuratan waktu kejadian, tempat dan kekuatan saat gempa terjadi. BMKG juga mengatakan tidak pernah mengeluarkan prediksi soal bencana tersebut. “Sehingga BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi,” mengutip dari laman resmi BMKG.
Apakah ada potensi tsunami di Jakarta?
Tsunami Bisa Sampai 20 Meter Dalam pemodelan tsunami, Selat Sunda, Jabar, Bandar Lampung, bisa mencapai 15-20m, lalu bisa menyusut ke Selat Sunda memutar sampai ke utara Jakarta, tapi hanya 1,5m saja. ‘Yang penting bukan saat pasang purnama karena tsunaminya bisa lebih tinggi.
Apa yang mempengaruhi kekuatan gempa tektonik?
Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Dampak Gempa bumi: – a. Skala atau magnitude gempa, yaitu kekuatan gempa yang terjadi yang bukan berdasarkan lokasi observasi pada suatu daerah. Magnitude gempa biasa dihitung tiap gempa terjadi dan dicatat oleh seismograf yang dinyatakan dalam satuan skala magnitudo.b.
- Intensitas gempa, yaitu lamanya guncangan gempa yang terjadi pada suatu daerah dan kekuatan gempa yang terjadi dengan melihat kerusakan pada daerah tempat terjadinya gempabumi.c.
- Jarak sumber gempa terhadap perkotaan.
- Jarak sumber gempa yang jauh dari perkotaan akan memungkinkan intensitas gempa semakin rendah.d.
Kedalaman sumber gempa, yaitu kedalaman pusat terjadinya gempa diukur dari permukaan bumi. Semakin dalam pusat gempa maka semakin rendah kekuatan gempa yang terjadi.e. Kualitas tanah dan bangunan, kualitas tanah yang buruk akibat bangunan dapat mengakibatkan serangan gempabumi yang kuat.f. Gambar ilustrasi anatomi gempa bumi REFERENSI United States Geological Survey Science Probo Library. Penulis : Ir. Heri Khoeri, MT. Tulisan ini adalah bagian ke lima dari sebuah pengantar tulisan selanjutnya tentang Bangunan Tahan Gempa. Daftar Tulisan Selengkapnya:
Gempa Bumi Kekuatan (Magnitudo) Gempa Bumi Intensitas Gempa Bumi Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Dampak Gempa Bumi Jenis Gempa Bumi Gelombang Seismik Gelombang Gempa Bumi Primer (P-Wave) Gelombang Gempa Bumi Sekunder (S-Wave) Rayleigh Wave Gelombang Cinta (Love Wave)
Informasi tentang Audit Struktur Bangunan Gedung, Tower, Dermaga, Jalan, silahkan menghubungi kami melalui:
Mengapa frekuensi gempa vulkanik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gempa tektonik?
Mapel: SBMPTN Kategori: Tes potensi akademik Kata Kunci: Tes potensi akademik Kode mapel: 24 Frekuensi dari getaran vulkanik jauh lebih tinggi dibanding gempa tektonik dikarenakan proses pelepasan tenaga dilakukan secara berahap. Pada gempa vulkanik, dapur magma hanya memiliki satu outlet atau saluran untuk melepaskan energi.
Kenapa Kalimantan tidak berpotensi gempa?
Aktivitas kegempaan relatif rendah – Dalam laman resmi BMKG, ditegaskan Kalimantan bukannya tidak berpotensi gempa, tapi pulau dengan tingkat aktivitas kegempaan yang relatif paling rendah. “Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, (24/8/2019).
- Seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar,” sambung dia.
- Dwikorita menjelaskan, kondisi seismisitas Kalimantan yang relatif rendah ini berdasarkan 3 hal yang melatarbelakanginya.
- Pertama, wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
Kedua, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust), sehingga suplai energi yang membangun medan tegangan terhadap zona seismogenik di Kalimantan tidak sekuat dengan akumulasi medan tegangan zona seismogenik yang lebih dekat zona tumbukan lempeng.
- Terakhir, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa.
- Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com.
- Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join.
Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Apakah wilayah Indonesia rentan terjadi gempa bumi?
JAKARTA – Secara umum seluruh wilayah Indonesia rawan terhadap gempa bumi mengingat posisi geografis Indonesia yang berada diantara tiga lempeng besar dunia yang terus aktif bergerak. Sebagai langkah mitigasi, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memetakan seluruh wilayah Indonesia yang rawan terhadap terjadinya gempa dan bencana geologi sehingga dapat menjadi rekomendasi bagi institusi-institusi terkait.
- Hampir seluruh lokasi-lokasi yang rawan gempa sudah terpetakan, kita ada Peta Kerawanan Bencana (KRB) gempa, baik yang skala regional, peta kerawanan gempa Indonesia maupun level provinsi, itu sudah kita petakan,” ujar Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar di Jakarta, Rabu (3/10).
- Tenaga-tenaga ahli dari Badan Geologi telah mencatat secara statistik dan memetakan wilayah-wilayah kegempaan di seluruh Indonesia, mereka berkesimpulan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia dari mulai Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua itu memiliki potensi tingkat kegempaannya yang sama kecuali Pulau Kalimantan.
Sumber gempa bumi di Indonesia berasal dari zona subduksi dan sesar aktif di darat. Zona subduksi membentang di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, selatan Bali dan Nusa Tenggara, dan membelok di Kepulauan Maluku yang membentuk palung laut.
Zona subduksi juga sebagai sumber pembangkit tsunami. Sesar aktif di darat tersebut antara lain Sesar Besar Sumatera yang memanjang dari utara sampai selatan di Pulau Sumatera. Sementara di Pulau Jawa terdapat Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis dan Sesar Opak. Berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif utama dunia (Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia) sudah menjadi takdir kita untuk hidup bersama dengan potensi bencana geologi, karena itu menjadi sangat penting dilakukan langkah-langkah mitigasi bencana agar tidak timbul kerugian dan korban jiwa yang besar.
“Jadi sekarang yang perlu kita lakukan adalah mitigasi bencana atas ketiga hal, satu perlu mitigasi yang lebih baik, kedua pengadaan peralatan modern untuk pemantauan proses-proses geologi yang harus lebih banyak disebar dibeberapa wilayah rawan bencana, dan yang ketiga, teknik membangun di area rawan bencana harus benar-benar sesuai dengan standar kebencanaan yang sudah ditetapkan,” terang Rudy.
Mengapa hampir seluruh wilayah Indonesia berpotensi sebagai daerah yang rawan terjadi tsunami?
Wilayah Indonesia yang rawan tsunami – Memiliki wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik, Indonesia dilanda tsunami. Selama kurun waktu tahun 1600-2000, terdapat 105 bencana tsunami, yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi, dan 1 persen oleh tanah longsor.
Apa perbedaan antara gempa tektonik dan gempa vulkanik?
Gempa Tektonik Terjadi Karena Apa? Ini Bedanya dengan Gempa Jenis Lain – Selain gempa tektonik, sebenarnya ada jenis-jenis gempa bumi lainnya. Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis. Berikut adalah 3 jenis gempa bumi berdasarkan penyebab terjadinya:
Gempa Vulkanik: Gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Hal ini terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi.Gempa Tektonik: Gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi.Gempa Runtuhan atau Terban: Gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh dan sejenisnya. Gempa jenis ini biasanya dampaknya kecil.
Gempa tektonik terjadi karena apa saat ini sudah diketahui. Berikut adalah informasi lainnya mengenai gempa bumi yang sudah kami rangkum.
Gempa tektonik Berikut contoh dimana terjadinya?
engertian Gempa Bumi – Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
- Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
- Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
- Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.
- Edua skala yang sama selama rentang angka mereka valid.
- Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
- Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya.
Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011, dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli. Jenis-Jenis Gempa Bumi Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya.
Berikut ini merupakan penjelasannya : a. Berdasarkan Penyebabnya Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Gempa Vulkanik Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.2.
Gempa Tektonik Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.3. Gempa runtuhan atau terban Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya.
Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.b. Berdasarkan Kedalamannya Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Gempa bumi dalam Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi).
Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.2. Gempa bumi menengah Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
Gempa apa yang sangat mengerikan?
Valdivia, Chili pada Tahun 1960 Menurut Earth Observatory of Singapore, gempa Valdivia bermagnitudo sebesar 9,5 SR dan menjadi gempa bumi paling besar dalam sejarah.
Mengapa pulau Jawa lebih rawan bencana?
A. Penyebab Rawan Gempa Wilayah Jawa dan Sumatera – Beberapa daerah di wilayah batas lempeng tersebut, dekat dengan zona subduksi, atau batas lempeng tektonik yang sifatnya menunjam antara lempeng oseanik dengan lempeng kontinen. Artinya, batas pertemuan dari dua lempeng ini merupakan kawasan yang aktif secara tektonik.
Apakah Jakarta termasuk rawan gempa?
Apa Itu Sesar Baribis? – Sesar adalah suatu rekahan pada batuan di mana bagian yang dipisahkan oleh rekahan akan bergerak kepada satu sama lain. Dalam buku Structural Geology karya Marland Billings, sesar atau patahan dapat terbentuk akibat adanya gaya pada batuan sehingga batuan tidak mampu lagi menahannya.
Di Indonesia, tepatnya Provinsi Jawa Barat, setidaknya dijumpai enam struktur sesar regional, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Cipeles, Sesar Baribis, Sesar Lembang, Sesar Pelabuhanratu, dan Sesar Citanduy. Salah satu sesar yang disebutkan aktif di wilayah Jawa Barat adalah Zona Sesar Baribis yang berada di daerah Kabupaten Majalengka.
Sesar Baribis adalah sesar muda yang terbentuk pada periode tektonik zaman batu muda Pliosen yang berbentuk sesar naik. Artinya jika sesar bergerak, maka satu blok batuan akan bergeser ke atas sedangkan blok batuan lainnya akan bergeser ke bawah. Pergeseran ini dapat menyebabkan gempa hingga kerusakan jika terjadi dalam skala yang besar.
- Sebab itu, daerah dengan sesar yang masih aktif bergerak merupakan daerah yang rawan akan gempa bumi.
- Sesar Baribis membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka.
- Jalur Sesar Baribis dan sekitarnya meliputi kota besar seperti Bogor, Bekasi, dan Jakarta yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 km.
Segmen sebelah timur jalur sesar tersebut disebut sebagai segmen Bekasi – Purwakarta dan jalur yang melintas di selatan Jakarta sebagai segmen Jakarta. Dengan kata lain, Jakarta masuk dalam wilayah yang rentan gempa bumi akibat Sesar Baribis yang juga didukung oleh studi dari peneliti ITB S.
Widyantoro dan ilmuwan kampus dunia dalam jurnal ilmiah Scientific Reports (Nature). Penelitian berjudul ‘Implications for fault locking south of Jakarta from an investigation of seismic activity along the Baribis fault, ‘northwestern Java, Indonesia’ menyebut, Sesar Baribis barat masih terkunci untuk saat ini.
Gempa dimungkinkan terjadi di kemudian hari bila akumulasi energi dilepaskan oleh sesar. “Daerah sekitarnya, termasuk Jakarta Selatan dan sekitarnya, mungkin sangat rentan terhadap gempa bumi yang cukup besar di masa depan ketika akumulasi energi regangan elastis akhirnya dilepaskan,” terang Widyantoro.
- Van Bemmelem dalam buku General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes menyebutkan ada sebanyak tiga kali gempa akibat Sesar Baribis.
- Daftar catatan gempa yang pernah terjadi di antaranya yakni: 1.
- Gempa tahun 1699 dengan magnitudo 8 2.
- Gempa tahun 1780 dengan magnitudo 7 3.
- Gempa tahun 1847 dengan magnitudo 7 Kemudian dari Bulletin of Scientific Contribution Universitas Padjajaran karya Siska Febyani, dkk, Sesar Baribis sempat menyebabkan gempa lagi pada tahun 1990 dengan magnitudo 5,5 dan 2022 dengan magnitudo 5.
Simak Video ” Bahaya Sesar Lembang Ancam Permukiman di Bandung Raya ” (rah/rah)
Kapan tsunami akan datang?
Tanda-Tanda Tsunami – Ilustrasi tsunami (Unsplash.com) Setelah mengetahui penyebab terjadinya tsunami, anda juga perlu mengenali tanda-tanda akan terjadinya tsunami supaya dapat segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Berikut rinciannya: 1.
- Gempa Besar Tsunami yang diakibatkan reaksi tektonik akan diawali dengan gempa besar yang umumnya bermagnitudo lebih dari 7.
- Menurut BNPB, pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut.
- Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut.
Biasanya gempa akan berlangsung lebi dari 20 detik.2. Surutnya Air Laut Usai gempa bumi besar terjadi, tsunami biasanya ditandai dengan surutnya air laut. Biasanya ikan dan karang akan tampak di permukaan. Surutnya air laut bisa terjadi tiba-tiba usai gempa terjadi.
hal ini disebabkan terbukanya lempengan bumi di bawah laut, otomatis air laut akan mengisi ruang yang dibuat oleh lempeng bumi yang terbuka.3. Suara Gemuruh Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Jika mendengar suara gemuruh tiba-tiba, perlu diwaspadai akan bahaya tsunami yang mungkin terjadi.
Suara gemuruh ini terjadi akibat adanya pergeseran lempeng bumi dibawah laut.4. Perilaku Hewan Sekitar Tanda berikutnya adalah tanda-tanda hewan yang tidak lazim dari biasanya. Biasanya burung-burung akan muncul di area laut. Binatang akan cenderung menjauhi laut karena insting tajam mereka akan bahya yang terjadi.5.
- Aktivitas Laut yang Tak Biasanya Tanda-tanda akan terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas laut yang tidak normal.
- Gelombang air laut akan datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat.
- Beberapa menit sebelum adanya gelombang besar, akan ada gelombang-gelombang kecil yang menandai kembalinya air laut.
Larilah menuju dataran tinggi, pegunungan, ataupun perbukitan untuk menyelamatkan diri dari sapuan gelombat tsunami.
Apa yang menyebabkan gempa bumi?
Penyebab Gempa Bumi – Penyebab Gempa Bumi. (Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com) Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab gempa bumi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor penyebab gempa bumi tersebut di antaranya yaitu faktor alam dan non-alam.
- Berikut penjelasannya: Pergeseran Lempeng Bumi Penyebab gempa bumi umumnya adalah pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.
- Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan.
Pada saat itulah gempa bumi terjadi. Penyebab gempa bumi karena terjadinya pergeseran lempeng ini dipengaruhi oleh pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga bisa menjadi penyebab gempa bumi.
Hal ini disebabkan karena saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru akan mendapatkan tekanan besar dari dua lempeng lama, sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar.
Penyebab gempa bumi berikutnya adalah karena gerak lempeng yang saling mendekat. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat bahkan juga berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Pergerakan Magma Gunung Berapi Penyebab gempa bumi lainnya adalah pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Penumpukan Massa Air yang Sangat Besar Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Walaupun hal ini cukup jarang terjadi. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal). Bahan Peledak Terakhir, penyebab gempa bumi juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.
Apa nama alat untuk mencatat gempa bumi?
Guna mendukung optimalisasi pengamatan gempabumi diperlukan beberapa peralatan pendukung yakni Seismometer, Accerelometer, dan Intensitymeter.1. Seismometer Seismometer merupakan sensor yang digunakan dalam pengamatan gempabumi. Pada pelaksanaannya, terdapat pula istilah seismograf dan seismogram pada peralatan gempabumi.
- Seismograf merupakan alat yang digunakan untuk mencatat gempabumi yang mana seismometer adalah sensor dari seismograf.
- Hasil rekaman dari seismograf disebut seismogram yang selanjutnya dianalisis ketika terjadi kejadian gempabumi.
- Seismogram mengandung berbagai macam infomasi diantaranya yaitu: kombinasi pengaruh sumber seismik, lintasan perambatan, dan noise pada lokasi perekaman.2.
Accelerograf Akselerograf atau yang sering juga dikenal dengan strong motion seismograph merupakan peralatan yang digunakan guna merekam guncangan tanah yang sangat kuat sehingga percepatan permukaan tanah terukur. Peralatan ini diperlukan dalam pengamatan gempabumi mengingat seismograf sangat sensitif sehingga suatu kejadian gempabumi dapat menghasilkan rekaman yang off scale atau bahkan berhenti ketika terjadi gucangan gempabumi yang sangat kuat.
Pada kondisi tersebutlah diperlukan akselerograf agar kejadian gempabumi tetap tercatat dengan baik.3. Intensitymeter Intensitymeter merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui intesitas kejadian gempabumi. Perlatan ini merupakan bagian dari jaringan monitoring gempabumi kuat BMKG. jaringan intesitymeter dilengkapi dengan peralatan P-alert dari Taiwan.
Hingga saat ini secara keseluruhan BMKG telah mengoperasikan 56 intensitymeter pada jaringan monitoring gempabumi kuat di Indonesia.