Let’s travel together.

Air Terjun Way Kalam, Keindahan di Lereng Gunung Rajabasa

Air Terjun Way Kalam – Sudah sering melihat fotonya di media sosial, baru kali ini mendapatkan kesempatan mendatanginya. Air Terjun di Kabupaten Lampung Selatan ini memang begitu indah dilihat. Memesona siapapun yang memandangnya.

Air Terjun Way Kalam adalah sebuah air terjun yang berada di tengah lingkungan hutan yang masih asri. Dikelilingi pepohonan tinggi dan rindang. Saya sangat kagum dengan keindahan kombinasi tebing, pepohonan, dan air terjun.

Begitu memanjakan mata dan menenangkan hati. Rasa lelah mencapainya dan saat kembali, sebanding dengan pengalaman dan keindahannya.

Lokasi Air Terjun Way Kalam

Lokasi arter ini cukup dekat dari Kota Kalianda, sekitar 16an kilometer. Juga dekat dari Gerbang Tol Kalianda, berjarak sekitar 18 kilometer.

Sedangakan dari pusat Kota Bandar Lampung berjarak sekitar 83 kilometer via tol. Dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit.

Kalau dari Pelabuhan Bakauheni hanya berjarak 20 km via Jalan Lintas Sumatera. Waktu tempuhnya hanya sekitar 30an menit. Jadi, kamu bisa mampir kemari kalau sedang bepergian melewati Bakauheni.

Alamat:

Desa Way Kalam
Kecamatan Penengahan
Kabupaten Lampung Selatan

Rute Menuju Arter Way Kalam

Kalau kamu bepergian dengan keluarga atau kawan dengan kendaraan sendiri, itu tentu lebih mudah. Tinggal cari lokasinya di peta, lalu ikuti petunjuk arahnya.

Dari Bandar Lampung kalau saya memilih melewati tol. Dengan kecepatan konstan, kita bisa berkendara dengan santai tanpa menjumpai kemacetan.

Bisa masuk tol di Lematang dan keluar di Gerbang Tol Kalianda. Begitu keluar dan sampai di Jalan Lintas Sumatera, belok ke kiri ke arah Bakauheni.

Sekitar 9,6 kilometer, kita belok ke kanan setelah melewati Alfamart Penengahan. Lalu belok kiri di ke arah Desa Banjar Masin. Sampai di Banjar Masin kita belok ke kanan ke arah Desa Way Kalam.

Ikuti papan petunjuk yang ada di desa Way Kalam. Kita akan mengarah ke tempat parkir kendaraan. Setelah parkir mobil, kita masih harus berjalan kaki beberapa ratus meter, tidak jauh.

Kalau dengan motor, kita bisa langsung parkir di lokasi pintu masuk air terjun.

Harga Tiket Masuk Air Terjun Way Kalam

Setelah tiba, kita harus membayar biaya tiket masuk yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Way Kalam.

Harga tiketnya bagi saya sih tidak mahal. Sangat terjangkau. Tidak sampai membuat kita bangkrut

Harga Tiket Masuk: Rp. 5000/orang
Parkir mobil: Rp. 20.000
Parkir motor: Rp. 5.000

Jam Operasional

Namanya juga air terjun, pasti selalu ada setiap hari selama 24 jam. Namun tidak demikian dengan petugas dan loket jaganya.

Jam buka:
Setiap hari
Pukul: 08:00 – 17:30 WIB

Track Turun

Sebenarnya agak down juga membaca berbagai sumber yang menceritakan pengalaman berwisata ke air terjun ini. Karena disebutkan harus menuruni lembah terlebih dahulu dan saat kembali harus jalan menanjak.

Namun karena trip rekreasi kami ini ramai-ramai, jadi lebih bersemangat. Banyak yang ikut yang berusia lebih dari 50 tahun. Kita yang lebih muda harusnya kuat dong ya

Dari lokasi loket masuk atau parkiran motor, kita langsung menjumpai jalur menurun menuju air terjun. Ada tempat duduk kayu di pohon besar dengan akar-akar yang kuat di sisi kanan sebelum jalur menurun. Kita bisa foto-foto dulu di situ.

Melewati pohon tersebut, jalurnya langsung menurun. Ada papan peringatan yang menjelaskan bahwa tracknya curam. Dan kita diminta untuk berhati-hati saat melangkah.

Di sepanjang jalan menurun ini kita disuguhi dengan berbagai jenis tumbuhan. Baik yang tinggi besar dan yang kecil pendek. Juga ada beberapa bebatuan agak besar dan dinding tebing di sisi kiri.

Selain mendengar suara angin yang mengenai batang pohon dan dedaunan, terdengar banyak suara hewan-hewan kecil di sekitar. Juga suara jatuhan arter menjelang sampai.

Tiba di Air Terjun

Tiba di dasar lembah di lokasi air terjun kita langsung disuguhi jernihnya aliran air. Memasukkan kaki atau tangan berasa sekali kesejukan dan kesegaran di kulit.

Di hadapan kita membentang tebing lebar di sisi kiri dan air terjun di sisi kanannya. Untuk mendekat, kita melewati jembatan besi dan beton sepanjang sekitar 5 meter. Sangat memudahkan kalau ingin mendekat ke air terjun.

Beberapa peserta trip terlihat mandi di aliran air dan beberapa basah-basahan di dekat air terjunnya. Jatuhan airnya begitu deras, jadi hati-hati dan pikir-pikir kalau ingin berdiri di bawah jatuhan airnya.

Melihat air yang jernih, bebatuan di aliran air, tebing, dan rimbunnya pepohonan, semuanya begitu memesona. Sebuah pemandangan yang sangat langka, tidak akan kita jumpai di kota besar.

Sayang saja, saya tidak bisa berlama-lama dan mandi di sini. Karena rombongan trip sudah diajak kembali ke atas. Kami akan menuju destinasi kedua, yaitu Air Terjun Anakan Way Kalam.

Saran saya kalau kamu kemari, berlama-lama lah di air terjunnya sebelum pulang. Agar tidak terlalu lelah saat turun dan naik.

Track Naik

Kembali ke parkiran motor, kami harus melewati track yang sama. Bedanya sekarang kami berjalan naik. Jalur trekkingnya sih tidak jauh atau panjang. Tapi curamnya ini yang begitu menguras tenaga.

Saya harus berhenti beberapa kali untuk mengambil nafas dan mengistirahatkan kaki dan jantung. Kawatir saja nanti pingsan kalau dipaksa. Sudah malu, nyusahin orang lain pula

Kawan-kawan Pokdarwis mengatakan, ada 400 anak tangga di jalur ini. Pengalaman saya saat kemari, ada anak tangga yang pendek dan ada yang tinggi. Lumayan menjadi cobaan buat kekuatan dengkul kita.

Keindahan dan suara-suara alam hutan yang menghibur dan menguatkan kita.

Air Terjun Anakan Way Kalam

Sampai di atas, saya langsung diajak naik motor yang sudah disediakan untuk menuju Air Terjun Anakan. Kurang tahu, bagi pengunjung yang menggunakan mobil harus bagaimana. Yang jelas, kalau kamu menggunakan motor, lebih mudah berpindah tempat di sini.

Sekitar 10 menit motoran dan melewati perkebunan warga, saya tiba di lokasi kedua. Jalan mentok di aliran air.

Saya pikir harus berjalan jauh untuk mencapai Arter Anakan. Ternyata dari turun motor, hanya berjarak beberapa puluh meter saja. Tidak akan membuat kita kelelahan.

Dibanding arter pertama, arter Anakan jauh lebih kecil dan pendek. Namun bentukan dan suasana sekitarnya tidaklah kalah indah. Malah justru lebih mudah untuk mengambil gambar dan video di sini.

Sepertinya lokasi ini sangat cocok untuk ngecamp. Camping/berkemah bersama kawan atau keluarga. Mandi di aliran airnya atau di bawah air terjunnya.

Kebayang kan bagaimana segarnya berada di sini

Kesimpulan

Sebuah kesempatan ‘mahal’ bisa berkunjung ke salah satu air terjun di Lampung Selatan ini. Menikmati kaki gunung, lereng Gunung Rajabasa yang ternyata masih rapat pepohonannya.

Area air terjun yang masuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) XIII Gunung Rajabasa, di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Lampung ini memang sangat layak dikunjungi. Recommended masuk ke dalam list destinasi wisata Lampung yang harus kamu kunjungi.

Comments are closed.