Let’s travel together.

“Belajar Geografi” di Tugu Khatulistiwa Pontianak

Tugu Khatulistiwa Pontianak bisa kamu datangi saat sedang rekreasi atau piknik di Kalimantan Barat. Mengapa tugu ini ada di Pontianak, bagaimana sejarah dan asal usulnya?

Tugu Khatulistiwa Pontianak menegaskan bahwa kota ini menjadi salah satu kota di dunia yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa. Menjadi salah dari sekian banyak titik Khatulistiwa yang ada di Indonesia.

Saat mendatanginya, saya pikir yang terlihat dari jauh menjulang tinggi itu adalah tugu aslinya. Ternyata tugu aslinya berada di dalam bangunan yang menjadi museum.

Baca-baca berbagai sumber, baru tahu kalau Indonesia itu memiliki banyak titik khatulistiwa. Sehingga kita bisa menjuluki negara kita sebagai negeri khatulistiwa.

Nah, bangunan yang didirikan untuk menandai titik tersebut disebut tugu atau monumen khatulistiwa. Bahasa Inggrisnya Equator Monument.

Baca juga:
Aming Coffee, Warung Kopi Legend di Pontianak

Lokasi Tugu Khatulistiwa Pontianak

Tugu ini berada dekat dengan Sungai Kapuas. Di arah Utaranya Sungai Kapuas dan Kota Pontianak.

Dari pusat kota berjarak sekitar 12 kilometer. Menuju ke monumen ini, kita akan melewati 2 jembatan. Yaitu Jembatan Kapuas I dan Jembatan Landak II.

Sedangkan dari Bandara Supadio berjarak sekitar 25 kilometer. Waktu tempuh dari bandara sekitar 60 menit.

Alamat:
Jl. Khatulistiwa , Batu Layang
Pontianak Utara, Kota Pontianak

Peta

Bisa lihat lokasinya di bawah ini.

Sejarah / Asal Usul Tugu Khatulistiwa Pontianak

Penasaran juga, siapa yang mempunyai ide membuat tugu ini di titik yang kita ketahui sekarang. Siapa saja yang inisiasi, survey, menentukan titik, lalu membangun tugu tersebut.

Dari berbagai sumber yang saya baca, semua mengarah kepada satu catatan Opzihter (Arsitek) Van En Wiese tahun 1941.

Jadi, ada beberapa penjelajah dan ahli geografi berkebangsaan Belanda yang memiliki misi mencari titik khatulistiwa di seluruh dunia. Salah satu yang mereka datangi dan teliti adalah Kalimantan. Saat itu disebut Pulau Borneo.

Dengan peralatan/perlengkapan canggih di saat itu mereka menyusui Sungai Kapuas. Pada tanggal 31 Maret 1928 mereka tiba di Pontianak. Menemukan titik khatulistiwa di tugu yang sekarang bisa kamu lihat.

Saat itu mereka hanya menandainya dengan sebuah tonggak dan tanda panah di atasnya. Masih di tahun yang sama, tugu tersebut dibangun.

Dua tahun kemudian, yaitu di tahun 1930, bangunan tugu lebih disempurnakan. Yang awalnya sangat sederhana, tonggak ditambah dengan lingkaran dan tanda panah.

Fredrich Silaban, 8 tahun kemudian, menyempurnakan bangunan tugu tersebut. Dia menambahkan tonggak kayu dari Kayu Belian. Jenis kayu ulin/kayu besi khas Kalimantan yang terkenal dengan kekuatannya.

Sudah mengenal nama Fredrich Silaban bukan? Dia lah yang mendesain Stadion Utama Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional (Monas).

Tidak berhenti sampai di situ saja, perjalanan tugu atau monumen ini. Kembali direnovasi dan dikembangkan di tahun 1990 menjadi bentuk yang sekarang bisa kamu lihat.

Dibangun konstruski berbentuk kubah yang menutupi tugu asli. Diatas kubah dibuat tugu duplikat berukuran 5 kali lebih besar dari aslinya. Bangunan baru ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Pardjoko Suryokusumo, pada tanggal 21 September 1991.

Jadi kalau mau melihat bentuk tugu aslinya, kita harus masuk kedalam bangunan kubah ini. Bangunan berstatus museum tersebut menyajikan berbagai info sejarah tugu. Ada narasi dan foto-foto terkait.

Saat saya tandang kemari, ada beberapa romobongan yang datang. Ada petugas dari UPTD bersangkutan yang mendampingi dan menjelaskan sejarah tugu ini.

Titik Khatulistiwa Pontianak

Ada yang menarik saya ketahui belakangan. Ternyata titik khatulistiwa yang benar-benar akurat bukanlah berada di tugu ini. Yang benar-benar akurat berjarak sekitar 117 meter ke arah Selatan-Barat Daya, ke arah Sungai Kapuas.

Ini berdasarkan sebuah penghitungan ulang yang dilakukan oleh Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di tahun 2005.

Dari hasil penghitungan mereka, tugu lama berada di 0o 0’3,809” LU 109o19’19,9” BT. Tidak tepat berada di 0 derajat.

Baca juga:
10 Pesona Wisata Rammang Rammang Maros Berusia Jutaan Tahun

Recommended

Dengan mendatangi tempat ini kita jadi belajar kembali mengenai garis khayal yang melintang pada nol derajat. Garis imajiner ini membelah bumi menjadi 2 bagian, Lintang Utara dan Lintang Selatan.

Salah satu titik khatulistiwa yang ada di Indonesia adalah di Pontianak. Saat traveling liburan/piknik di Ibukota Kalimantan Barat ini, datanglah ke Tugu Khatulistiwa Pontianak. Sambil mengingat kembali pelajaran geografi yang pernah kita dapat waktu sekolah ?

Comments are closed.